Rabu, 15 Januari 2014

Impian dan Sebuah Keputusasaan...

          Mereka-reka masa depan boleh saja, menggantungkan harapan, tentu adalah hal yang wajar-wajar saja. Namun, ada kalanya menjadi momok yang sulit dijalanin. Mungkin ini yang saat ini terjadi pada diriku. Telah kugantung harapan masa depan itu tepat beberapa centi dari pikiran, menenggelamkan pudakku yang mulai reok, dan kaki yang mungkin akan sulit melangkah, dan tentu mata tak sanggup lagi menahan kantuk. Apa daya, semuanya terbilang standar. Tak ada yang berbuah manis, kadang hambar kadang pula kecut. Tapi kembali lagi kita punya penopang harapan yang akan selalu kuat. Dimana??? disini *nunjuk hati.

        Hari ini telak, hari terakhir ujian program studi magisterku. kecewa, sangat jelas kecewa. Impian yang menggelantung sepertinya sebentar lagi akan putus. Pundak, kaki dan kalian semua terima kasih telah menopang hingga saat ini. Hasil telah kuprediksi tidak terlalu memuaskan, mungkin akan mengecewakan. Lalu, apa langkah selanjutnya??? nilah yang saat ini membayangi setiap detik menuju malam kamis...

       Ancaman Drop Out, sangat membuat takut. Lebih tepatnya akan membuatku malu besar. Untukku kegagalan mungkin hal yang biasa saja, tapi tidak untuk orang tua... Mereka bak permata yang akan terus kujaga keindahannya. Mencintai dirinya sama dengan bersimpuh pada ciptaan-Nya... Mereka tentunya akan malu besar. Solusi dari hal ini belum kutemukan... Kecuali mungkin hengkang dari duniia ini...*lari dari kenyataan..

     Hmm... tapi apa mungkin ini akan menyelesaikan masalah, jelas tidak. pertanggungjawaban akan lebih besar kelak di akhirat. lalu bagaimana aku menanggung malu itu,sakit itu, tubuh kurus kering dan kecil ini sangat lelah kawan.

      Tak ada yang kutemukan hingga hari ini... Aku malu mengakuinya... Tapi aku putus asa...