Minggu, 05 Juni 2011

Naskah

Sabtu, sekira pukul 23.44, aku tercengan memandang lisan yang mereka lontarkan. kupikir ada cerita yang berusaha meraka rajut di sela-sela benang-benang sutra. Banyak hal yang tak kumengerti, apa maksud ini? Ini layak naskah drama kontemporer namun bernuansa konvensional. Benar bukan jamannya lagi ajang politis diantara kami, kami tak butuh itu.

Aku yakin benar tak ada satu pun diantara mereka yang menginginkan masuk dalam pertarungan sengit yang ternyata dalang semua itu orang-orang terdahulu, yang kini hadir diantara kita!

Terbukti, di akhir sebuah naskah tertera acungan jempol, ini yang ternyata mereka inginkan saat salah satu petarung ulung itu, mesti dipandang dengan acungan jempol terbalik. Sedang yang satunya mesti berdiri dengan kaki yang terlalu berat.

Hanya saja, lanjutan naskah selanjutnya menjadi abu-abu, kecuali mereka kembali masuk dan merajutnya, entah dengan personil yang sama atau kini berbeda.